Sejumlah produk kosmetik palsu dengan kemasan merek ternama beredar di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kosmetik itu merusak kulit.
Musdalifa, salah seorang warga Kolaka, Sabtu (28/7/2012), menuturkan, beberapa hari lalu ia membeli cream pengalas bedak dari sebuah toko. "Kuli ku itu kayak terbakar. Padahal, ini kan merek produk ternama. Saya sudah lama pakai merek tersebut, kenapa saat ini saya merasa seperti terbakar," ungkapnya.
Rismawati, warga Kolaka lain mengisahkan, dirinya merasa susah tidur setelah mengoleskan cream pengalas bedak merek yang sama.
"Pokoknya, itu muka jadi panas. Saya belum menyangka kalau kosmetik itu palsu. Setelah mendengar cerita orang, saya langsung cek, ternyata memang produk yang saya gunakan itu palsu. Tidak ada tulisan yang terdaftar di departeman kesehatan RI," tuturnya.
Seperti dua korban di atas, Ririn juga mendati cream pengalas bedak yang dibelinya merusak kulitnya. "Saya pakai pengalas itu dengan tujuan mengurangi bekas jerawat yang ada di muka saya. Tapi, ternyata muka saya kembali berjerawat, malah lebih banyak jika dibanding sebelumnya. Memang saya sudah dengar cerita orang-orang dalam dua hari ini kalau di Kolaka marak kosmetik palsu yang beredar," cetusnya.
Kosmetik palsu tersebut diketahui beredar di Pasar Sentral Kolaka. Menurut para korban, harga kosmetik palsu itu lebih murah Rp 5 ribu dibanding produk asli.
Dinas Kesehatan Kolaka membenarkan soal adanya peredaran kosmetik palsu di wilayah itu. Kepala Seksi Farmasi Dinkes Kolaka, Hasanudin Nyompa, mengimbau warga untuk waspada terhadap produk yang akan dibeli, jangan terpancing dengan harga yang murah.
"Kalau ada izin pasti tertera pada lebel produk. Produk yang tidak memiliki izin resmi, apalagi kosmetik palsu pasti membahayakan penggunanya. Efeknya bisa merusak metabolisme tubuh dan fungsi organ tubuh termasuk pada wajah," tegasnya.
Selanjutnya, menyikap hal ini, ia menyatakan, Dinas Kesehatan Kolaka akan meningkatkan pengawasan dari sektor jual beli kosmetik mulai dari jasa pengiriman dari luar kota, distributor yang tersebar di dalam kota, sampai dengan meminta keterangan dari penjualnya sendiri.*